Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah

Pernikahan perlu dipersiapkan dengan matang. Selain kesiapan finansial, kesehatan juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Yuk, cari tahu tes kesehatan apa saja yang sebaiknya dilakukan sebelum menikah!

Tes yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah

Menikah adalah momen penting dalam hidup yang memerlukan persiapan matang, termasuk pemeriksaan kesehatan fisik dan genetik. Tes kesehatan sebelum menikah dapat membantu pasangan memahami kondisi kesehatan satu sama lain dan mencegah potensi masalah di masa depan dan menjaga kondisi kesehatan dari keturunan nantinya. Berikut ini beberapa tes yang direkomendasikan sebelum menikah:

Tes Darah Lengkap Sebelum Menikah

Tes yang perlu dilakukan sebelum menikah yang wajib kamu lakukan pertama kali adalah tes darah lengkap. Menjalani tes darah lengkap sebelum menikah adalah langkah penting untuk memastikan kesehatan kamu dan pasangan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi pernikahan dan keturunan di masa depan. 

Berikut adalah beberapa aspek penting yang diperiksa dalam tes darah lengkap:

  1. Golongan Darah dan Rhesus (Rh)

Mengetahui golongan darah dan rhesus sangat penting, terutama jika kamu merencanakan kehamilan. Ketidakcocokan rhesus antara ibu dan janin (ibu Rh negatif dan janin Rh positif) bisa menyebabkan masalah seperti anemia hemolitik pada bayi. Menurut artikel di American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), pemeriksaan rhesus dapat membantu mencegah komplikasi ini melalui pemberian suntikan Rh-immunoglobulin.

  1. Hemoglobin dan Sel Darah Merah

Tes ini berguna untuk mendeteksi dini anemia dan gangguan darah lainnya, seperti Talasemia. Anemia dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan janin. Studi menunjukkan bahwa pemeriksaan dini sangat penting untuk mengidentifikasi risiko anemia dan mencegah komplikasi selama kehamilan.

  1. Gula Darah dan Kolesterol

Memeriksa kadar gula darah membantu mendeteksi risiko diabetes yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan janin. Diabetes yang tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko cacat lahir dan preeklamsia. Sementara itu, kolesterol tinggi bisa menjadi indikator risiko penyakit jantung di kemudian hari. Menurut American Diabetes Association (ADA), pengelolaan gula darah yang baik sebelum kehamilan dapat menurunkan risiko komplikasi.

  1. Fungsi Hati dan Ginjal

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa organ vital seperti hati dan ginjal berfungsi dengan baik. Gangguan pada organ ini dapat mempengaruhi kesuburan dan kehamilan.

Tes IMS Sebelum Menikah

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Melakukan tes IMS sebelum menikah sangat penting untuk melindungi kesehatan pasangan dan keturunan. Tes ini membantu mendeteksi infeksi yang mungkin tidak menunjukkan gejala, sehingga dapat diobati sebelum menyebabkan komplikasi serius.

Berikut jenis tes IMS yang dianjurkan sebelum menikah: 

  1. Tes HIV/AIDS

CDC menganjurkan agar pasangan yang belum menikah untuk melakukan tes HIV/AIDS. Mengingat gaya hidup modern yang cenderung berisiko, tes ini membantu mendeteksi keberadaan virus HIV dalam tubuh yang dapat menyebabkan AIDS. HIV bisa menular melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan vagina.

  1. Tes Sifilis

Sifilis adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diobati, seperti kerusakan organ dan gangguan neurologis. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayi selama kehamilan, yang berisiko menyebabkan sifilis kongenital dan membahayakan kesehatan bayi.

  1. Tes Hepatitis B dan C

Tes kesehatan yang perlu dilakukan oleh pasangan sebelum nikah selanjutnya adalah tes Hepatitis B dan C. Kedua jenis hepatitis ini dapat menular melalui kontak darah atau hubungan seksual. Tes ini penting untuk mencegah penularan kepada pasangan dan bayi.

  1. Tes Gonore dan Klamidia

Gonore dan klamidia adalah infeksi bakteri yang sering kali tidak menunjukkan gejala. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan penyakit radang panggul, infertilitas, atau kehamilan ektopik.

  1. Tes HPV

Human papillomavirus (HPV) yang menginfeksi area genital menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit selama aktivitas seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Infeksi ini menjadikan HPV sebagai salah satu infeksi menular seksual (IMS) paling umum di dunia. Infeksi HPV berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks pada wanita. Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi HPV, pemeriksaan rutin sangat disarankan. Salah satu metode pencegahan yang efektif adalah tes HPV DNA, yang dinilai lebih unggul dibandingkan metode skrining lainnya dalam mencegah kanker serviks. WHO, dalam pedoman terbarunya tentang pencegahan kanker serviks, merekomendasikan tes HPV DNA sebagai metode utama untuk skrining, yang dapat dilanjutkan dengan tes pap smear. Yuk ketahui lebih lanjut perbedaan tes pap smear dan tes HPV DNA!

Tes Genetik Sebelum Menikah

Tes genetik adalah alat penting untuk mendeteksi kemungkinan penyakit keturunan yang bisa diwariskan kepada anak. Berikut adalah beberapa jenis tes genetik yang umum dilakukan:

  1. Pemeriksaan Carrier Screening

Pemeriksaan ini bertujuan mengidentifikasi apakah kamu adalah pembawa (carrier) gen penyakit tertentu yang dapat diturunkan kepada anak, meskipun kamu sendiri tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut. 

  1. Deteksi Kelainan Genetik Spesifik

Jika ada riwayat penyakit genetik tertentu dalam keluarga, tes genetik dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya mutasi atau kelainan pada gen spesifik yang terkait dengan penyakit tersebut. 

  1. Konseling Genetik

Setelah melakukan tes genetik, konseling genetik memberikan pemahaman mendalam tentang hasil tes, risiko yang mungkin dihadapi, dan pilihan yang tersedia bagi pasangan atau individu. 

Tes Talasemia Sebelum Menikah

Tes Talasemia sangat penting untuk mengetahui apakah kamu dan pasangan adalah pembawa (carrier) gen talasemia, terutama sebelum merencanakan kehamilan. Dalam studi menyebutkan bahwa jika kedua pasangan merupakan carrier, ada risiko 25% memiliki anak dengan talasemia mayor, kondisi parah yang membutuhkan transfusi darah seumur hidup dan perawatan medis intensif.


Adapun jenis tes Talasemia yang harus dilakukan adalah:

  1. Elektroforesis Hemoglobin

Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi kelainan hemoglobin dengan memisahkan berbagai jenis hemoglobin dalam darah. Hasilnya dapat menunjukkan adanya varian hemoglobin abnormal seperti HbS (anemia sel sabit) atau HbE yang terkait dengan talasemia.

  1. Tes Genetik Talasemia

Pemeriksaan ini lebih spesifik dan dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya mutasi genetik yang terkait dengan Alfa Talasemia maupun Beta Talasemia. Tes ini sangat akurat dalam mendeteksi pembawa gen Talasemia dan membantu merencanakan langkah pencegahan yang diperlukan.

Kamu bisa melakukan tes genetik Talasemia dengan NALEYA-THALASEQ. Tes tersebut merupakan tes genetik Talasemia terlengkap di Indonesia yang aman, mudah, nyaman, dan dapat mendeteksi lebih dari 500 varian Talasemia.

NALEYA-THALASEQ menggunakan teknologi canggih Next-Generation Sequencing dan multipleks PCR yang menjadikannya lebih akurat dibandingkan tes Talasemia konvensional. Yuk ketahui status Talasemia kamu sekarang dengan NALEYA-THALASEQ!