
Meskipun sama-sama dilakukan untuk mengecek kesehatan reproduksi wanita, terutama deteksi kanker serviks, namun ternyata tes pap smear dan HPV DNA memiliki cukup banyak perbedaan loh. Yuk simak!
Pengertian Tes Pap Smear dan HPV DNA
Untuk mengetahui perbedaan keduanya, ada baiknya kamu ketahui dulu pengertian dan manfaat dari kedua tes ini!
Apa Itu Tes Pap Smear?
Tes pap smear adalah prosedur untuk mengumpulkan sel-sel dari serviks, bagian bawah rahim atau leher rahim yang menghubungkan ke vagina, untuk diperiksa. Tes ini bertujuan menemukan perubahan sel yang bisa disebabkan oleh infeksi HPV dan dapat berpotensi menjadi kanker serviks jika tidak segera ditangani. Dengan mendeteksi dan menangani sel-sel prakanker, risiko kanker serviks dapat ditekan hingga 95%. Hasil tes pap smear bisa normal, abnormal, atau tidak jelas. Tes ini biasanya direkomendasikan setiap beberapa tahun, tergantung usia dan riwayat kesehatan.
Ada dua metode dalam tes Pap:
- Pap smear konvensional: Sel-sel yang diambil ditempatkan pada slide kaca untuk pemeriksaan.
- Pap smear berbasis cairan: Sampel sel disimpan dalam cairan pengawet, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Apa Itu Tes HPV DNA?
Tes HPV DNA adalah tes yang mendeteksi materi genetik dari virus Human papillomavirus (HPV) dalam sel-sel serviks. Untuk kamu yang belum tau Apa Itu HPV? Yuk, Kenalan dengan Virus Satu Ini!
Tes ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi HPV jenis tertentu yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks. Berbeda dengan pap smear, tes ini berfokus pada DNA virus HPV itu sendiri, bukan pada perubahan sel yang mungkin terjadi. Tes ini dapat mengidentifikasi infeksi HPV bahkan sebelum sel-sel serviks menunjukkan perubahan abnormal. Hasil tes ini bisa berupa negatif atau positif:
- Negatif: Tidak ditemukan tipe HPV berisiko tinggi dalam sampel sel.
- Positif: Terdeteksi tipe HPV berisiko tinggi, yang bisa meningkatkan risiko kanker serviks meskipun tidak selalu berarti kanker sudah berkembang.
Perbedaan Tes Pap Smear dan tes HPV DNA
Pap smear dan tes HPV DNA sama-sama bertujuan mendeteksi risiko kanker serviks, tetapi dengan cara yang berbeda. Pap smear bertujuan mendeteksi perubahan sel serviks yang bisa berkembang menjadi kanker. Dengan menemukan sel prakanker lebih dini, risiko berkembangnya kanker serviks bisa diturunkan. Di sisi lain, tes HPV DNA mendeteksi langsung keberadaan virus HPV berisiko tinggi yang bisa menyebabkan kanker serviks.
Lalu, apa saja perbedaan antara tes Pap Smear dan tes HPV DNA? Berikut ini penjelasannya!
- Fokus Deteksi
- Pap Smear: Tes ini bertujuan untuk memeriksa adanya perubahan atau kelainan pada sel serviks, termasuk sel prakanker. Jika tidak ditangani dengan cepat, perubahan ini bisa berkembang menjadi kanker serviks. Melalui deteksi dini, tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan kanker serviks.
- HPV DNA: Tes ini berfungsi untuk mendeteksi adanya DNA dari virus HPV berisiko tinggi yang diketahui dapat menyebabkan kanker serviks. Salah satu keunggulan tes ini adalah kemampuannya untuk mendeteksi infeksi HPV sebelum terjadi perubahan abnormal pada sel serviks. Ini membuat tes HPV DNA menjadi alat yang efektif dalam skrining kanker serviks.
- Metode Pengujian
- Pap Smear: Dalam tes ini, sampel sel serviks diambil dan biasanya ditempatkan di slide kaca atau dalam cairan pengawet. Sel-sel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis guna mencari perubahan seluler yang bisa mengindikasikan adanya kanker serviks atau kondisi prakanker.
- HPV DNA: Tes ini menggunakan sampel sel serviks yang sama atau tambahan untuk memeriksa keberadaan DNA dari jenis HPV berisiko tinggi. Dengan demikian, tes ini dapat memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi HPV yang mungkin dapat menyebabkan kanker serviks.
- Hasil Tes
- Pap Smear: Dapat berupa normal, abnormal, atau tidak jelas. Hasil normal menunjukkan tidak ada perubahan sel, sementara hasil abnormal mengindikasikan adanya sel-sel yang mungkin bersifat pra kanker atau kanker.
- HPV DNA: Hasil menunjukkan positif atau negatif untuk jenis HPV resiko tinggi. Hasil positif menunjukkan adanya infeksi HPV, tetapi bukan berarti seseorang pasti memiliki kanker.
- Penggunaan dalam Skrining Kanker Serviks
- Pap Smear: Tes ini sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin dan lebih umum pada wanita yang lebih muda. Tes ini membantu mendeteksi perubahan sel serviks yang mungkin menjadi kanker sebelum berkembang lebih lanjut.
- HPV DNA: Biasanya direkomendasikan untuk wanita di atas usia 30 tahun, sering kali digunakan bersamaan dengan Pap smear dalam proses yang disebut co-testing untuk deteksi lebih komprehensif.
- Tujuan dan Keuntungan
- Pap Smear: Tes ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan sel di serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Dengan mengambil tindakan dini berdasarkan hasil tes, risiko kanker serviks dapat dikurangi secara signifikan. Ini sangat penting untuk mencegah perkembangan sel-sel yang berpotensi berbahaya.
- HPV DNA: Tes ini fokus pada mendeteksi keberadaan virus HPV berisiko tinggi, yang dapat menjadi penyebab kanker serviks. Kombinasi kedua tes ini memberikan gambaran lengkap tentang kesehatan serviks dan risiko kanker.
Pap Smear atau HPV DNA, Mana yang Lebih Akurat?
Kedua metode skrining kanker serviks, yaitu tes pap smear dan tes HPV DNA, sama-sama penting. Namun, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tes HPV DNA bisa jadi lebih efektif dalam pencegahan kanker serviks. Hal ini disebabkan karena tes HPV DNA dapat mendeteksi infeksi dari jenis HPV berisiko tinggi sebelum sel-sel di serviks mengalami perubahan abnormal.
Hasil tes HPV juga lebih mudah dipahami, karena hanya memberikan hasil positif atau negatif yang jelas. Di sisi lain, tes Pap smear memerlukan ahli patologi yang terlatih untuk memeriksa dan menilai penampilan sel-sel, dan proses ini bisa lebih rentan terhadap kesalahan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute menunjukkan bahwa wanita yang mendapatkan hasil negatif dari tes HPV memiliki risiko setengah lebih rendah untuk berkembangnya kanker serviks dalam tiga tahun dibandingkan dengan wanita yang mendapatkan hasil normal dari tes pap smear.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, tes HPV DNA mungkin menjadi pilihan yang lebih baik dalam skrining untuk mencegah kanker serviks. Pada tahun 2014, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) menyetujui tes HPV pertama yang dapat digunakan sebagai metode skrining utama untuk kanker serviks bagi wanita berusia 25 tahun ke atas, menggantikan tes Pap. Tes ini menganalisis sampel sel dari serviks untuk mendeteksi keberadaan 14 subtipe HPV yang meningkatkan risiko kanker serviks.
Ketahui lebih lanjut 4 Jenis Pemeriksaan Kanker Serviks lainnya yang bisa kamu pertimbangkan juga.
Kapan waktu yang tepat melakukan Pap Smear atau tes HPV DNA?
Buat kamu yang bertanya-tanya “kapan sih waktu yang tepat untuk melakukan tes Pap smear dan tes HPV DNA?” Nah, ini tergantung pada usia, riwayat kesehatan, dan hasil tes sebelumnya. Berikut panduannya:
- Usia 21–24 tahun: Kamu bisa memilih untuk melakukan tes Pap smear setiap 3 tahun, atau menunggu hingga usia 25 tahun untuk mulai melakukan tes.
- Usia 25–65 tahun: Sebaiknya lakukan tes HPV setiap 5 tahun, atau tes Pap smear dan HPV secara bersamaan (yang disebut co-testing) setiap 5 tahun. Di beberapa tempat yang belum tersedia tes HPV, kamu mungkin hanya melakukan tes Pap smear setiap 3 tahun.
- Usia di atas 65 tahun: Kemungkinan kamu tidak perlu lagi menjalani tes HPV atau Pap smear.
Kamu bisa melakukan tes Pap Smear dan tes HPV DNA saat pemeriksaan kesehatan rutin. Dapatkan informasi lebih lanjut Kapan Harus Melakukan Skrining Kanker Serviks?
Dokter bisa memberi tahu jenis tes yang perlu kamu lakukan dan kapan sebaiknya dilakukan berdasarkan kondisi kesehatanmu. Jika memiliki riwayat HPV atau hasil tes Pap Smear yang abnormal, dokter mungkin akan merekomendasikan tes lebih sering.
Perlu diingat, butuh waktu bertahun-tahun bagi HPV untuk menyebabkan perubahan sel, dan perubahan sel ini bisa berujung pada kanker. Tes HPV DNA dapat mendeteksi masalah lebih awal daripada tes Pap Smear karena dapat menemukan infeksi HPV sebelum sel mengalami perubahan. Itulah mengapa beberapa dokter lebih merekomendasikan tes HPV DNA dibandingkan tes Pap Smear.
Bagi kamu yang masih bingung melakukan tes HPV DNA, jangan ragu dan takut! Kini, tes HPV DNA dapat dilakukan di rumah dan proses pengambilan sampel sendiri, sehingga privasi kamu dapat tetap terjaga dengan NALEYA HPV.
Naleya Genomics menghadirkan tes HPV DNA mandiri yang dapat mendeteksi 18 subtipe HPV risiko tinggi dengan tingkat akurasi tinggi dan dapat dilakukan di rumah.
Yuk ambil langkah untuk deteksi dini kanker serviks dengan NALEYA HPV yang aman, nyaman, akurat, dan tetap menjadi privasi kamu!