
Diare yang sering kambuh bisa jadi lebih dari sekadar gangguan pencernaan biasa. Jika terjadi dalam jangka panjang, bisa jadi itu adalah tanda awal kanker usus besar. Yuk, cari tahu lebih lanjut!
Penyebab Diare Berulang
Pernahkah kamu mengalami diare yang datang dan pergi secara terus-menerus? Meskipun sering dianggap sepele, diare berulang bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada kesehatan usus besar, termasuk kemungkinan kanker usus besar.
Menurut Mayo Clinic, gejala kanker usus besar dapat mencakup perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit yang berlangsung lebih dari beberapa minggu. Selain itu, penelitian menyatakan bahwa diare kronis dapat menjadi salah satu gejala kanker kolorektal.
Untuk itu, kamu harus mengetahui penyebab dari diare yang berulang supaya bisa mengambil tindakan yang tepat, mencegah komplikasi, dan mendapatkan penanganan medis yang sesuai jika diperlukan. Berikut enam penyebab diare berulang yang perlu kamu ketahui!
- Infeksi Kronis
Penyebab diare berulang bisa disebabkan oleh infeksi kronis yang mengganggu saluran pencernaan. Infeksi bakteri seperti Clostridium difficile, Salmonella, atau E. coli sering kali menjadi penyebab diare berulang, terlebih jika sistem kekebalan tubuh kamu dalam kondisi lemah.
- Irritable Bowel Syndrome (IBS)
IBS adalah gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan perubahan pola buang air besar, termasuk diare yang berulang. Penyebab diare berulang pada IBS seringkali berkaitan dengan gangguan fungsi usus yang menyebabkan kontraksi otot usus menjadi tidak teratur. Pada beberapa kasus, penyebab diare berulang akibat IBS juga bisa memicu peradangan kronis di saluran pencernaan.
- Penyakit Radang Usus (IBD)
Penyebab diare berulang lainnya adalah penyakit radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, yang menyebabkan peradangan di saluran pencernaan. Kondisi ini terjadi karena sistem imun menyerang lapisan usus sendiri, sehingga menimbulkan peradangan kronis yang berujung pada kerusakan jaringan usus.
- Intoleransi Makanan
Selanjutnya, intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa atau sensitivitas terhadap gluten (seperti pada penyakit celiac) juga menjadi penyebab diare berulang. Menurut penelitian, pada orang dengan intoleransi laktosa, tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, yang menyebabkan gas, kembung, dan diare. Sementara pada penyakit celiac, konsumsi gluten memicu reaksi imun yang merusak lapisan usus halus, mengakibatkan peradangan dan gangguan penyerapan nutrisi, yang juga dapat menyebabkan diare berulang
- Efek Samping Obat
Efek samping obat, seperti antibiotik, obat pencahar, dan kemoterapi juga menjadi salah satu penyebab diare berulang. Menurut artikel MedicalNewsToday, penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, mengurangi jumlah bakteri baik, dan menyebabkan diare. Obat pencahar juga dapat menyebabkan pergerakan usus yang terlalu cepat, sehingga tinja tidak sempat diserap dengan baik, yang akhirnya memicu diare. Begitu pula dengan kemoterapi, yang dapat merusak lapisan usus dan mengganggu fungsi pencernaan, menyebabkan diare sebagai efek samping.
- Kanker Usus Besar
Diare berulang yang disertai dengan darah dalam feses, penurunan berat badan tanpa sebab, dan perubahan pola buang air besar yang drastis bisa menjadi tanda bahwa kanker usus besar perlu diwaspadai sebagai penyebabnya. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di usus besar, mengganggu fungsi normal saluran pencernaan.
Hubungan Diare dan Kesehatan Usus
Diare kronis bisa menjadi pertanda bahwa kesehatan usus kamu terganggu. Usus yang sehat memiliki keseimbangan mikrobiota yang baik, sedangkan diare yang berkepanjangan dapat merusak keseimbangan ini dan mengurangi penyerapan nutrisi penting. Pada kasus kanker usus besar, diare sering terjadi akibat perubahan pada dinding usus yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker. Tumor di usus besar dapat menghalangi saluran pencernaan, menyebabkan perubahan pola buang air besar seperti diare dan sembelit.
Sebuah studi yang dipublikasikan di World Journal of Gastroenterology menyatakan bahwa diare yang berlangsung lebih dari empat minggu, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, anemia, atau darah dalam feses, memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi kemungkinan kanker usus besar.
Cara Mencegah Diare Berulang
Sebuah studi mengungkapkan bahwa diare kronis yang berlangsung lebih dari 4 minggu dapat menjadi gejala awal kanker kolorektal, terutama jika disertai dengan adanya darah atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Namun hal itu dapat dicegah dengan menjaga kesehatan usus guna mencegah diare berkepanjangan. Yuk, ikuti langkah-langkahnya berikut ini!
- Konsumsi Serat yang Seimbang
Cara mencegah diare berulang adalah dengan mengonsumsi serat yang seimbang. Serat membantu memperbaiki tekstur feses dan mendukung kesehatan mikrobiota usus. Konsumsi lah makanan yang kaya serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
- Hindari Makanan Pemicu
Jika kamu memiliki intoleransi terhadap laktosa atau gluten, hindari makanan yang dapat memicu diare, seperti susu, keju, roti, dan pasta yang mengandung gluten. Pilih alternatif yang lebih aman, seperti susu tanpa laktosa atau produk bebas gluten, untuk menjaga kenyamanan pencernaan kamu.
- Jaga Hidrasi Tubuh
Menjaga hidrasi tubuh merupakan cara untuk mencegah diare berkepanjangan. Diare dapat menyebabkan dehidrasi, jadi pastikan kamu minum cukup air dan elektrolit. Kamu bisa juga mengkonsumsi oralit atau minuman isotonik untuk membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang, serta menjaga keseimbangan tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
- Perhatikan Kebersihan Makanan
Infeksi bakteri dari makanan yang kurang higienis bisa menjadi pemicu diare. Pastikan makanan yang kamu konsumsi bersih dan matang sempurna. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, serta pastikan makanan yang disajikan bebas dari kuman dengan memeriksa kebersihan tempat penyimpanan dan pengolahan makanan. Hindari juga mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi atau basi.
- Cek Kesehatan Usus Secara Berkala
Jika diare berlangsung lebih dari beberapa minggu, apalagi jika disertai gejala mencurigakan lainnya, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti kolonoskopi. Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi masalah pada saluran pencernaan, seperti infeksi, peradangan, atau kondisi lain yang mungkin memerlukan pengobatan khusus.
Kamu juga perlu melakukan skrining kanker usus besar dan rektum dengan COLOTECT. Skrining kanker usus besar yang mudah, aman, nyaman, dan tentunya menjaga privasi. Hanya menggunakan sampel feses, kamu bisa mengetahui status kesehatan pencernaan kamu dengan akurat.
Yuk cegah kanker usus besar dan rektum dengan COLOTECT, sekarang! Karena lebih dini, lebih baik.