Apa itu PGT-A

Apakah kamu sedang mempertimbangkan program bayi tabung (IVF) dan ingin meningkatkan peluang keberhasilan serta mengurangi risiko keguguran? Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A) bisa jadi solusinya! Yuk, cari tahu apa itu PGT-A, kenapa penting, dan siapa yang disarankan menjalani tes ini biar perjalanan kehamilanmu lebih lancar. Baca selengkapnya di sini!

Apa itu PGT-A?

PGT-A atau Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy adalah prosedur yang dilakukan bersamaan dengan siklus In Vitro Fertilization (IVF) untuk menganalisis jumlah kromosom pada embrio sebelum ditransfer ke dalam rahim. Tujuan utama dari PGT-A adalah memastikan hanya embrio dengan jumlah kromosom yang normal (euploid) yang dipilih untuk transfer, sehingga meningkatkan peluang kehamilan yang berhasil dan mengurangi risiko keguguran atau kelahiran dengan kelainan kromosom.

Prosedur PGT-A melibatkan pengambilan satu atau beberapa sel dari embrio yang telah mencapai tahap blastokista, biasanya pada hari kelima atau keenam setelah fertilisasi. Sel-sel ini kemudian dianalisis menggunakan teknologi seperti Next-Generation Sequencing (NGS) untuk mendeteksi adanya aneuploidi, yaitu kondisi di mana terdapat jumlah kromosom yang tidak normal pada embrio.  Dengan demikian, hanya embrio yang memiliki 46 kromosom yang akan dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim.

Kenapa Harus Melakukan PGT-A?

Jika kamu sedang menjalani program bayi tabung (in vitro fertilization atau IVF), tentu kamu ingin memastikan embrio yang ditanam memiliki peluang keberhasilan tinggi. Salah satu cara yang bisa membantu adalah dengan melakukan PGT-A. Lalu, kenapa harus melakukan PGT-A? Apa saja manfaatnya dalam program IVF? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

  1. Meningkatkan Tingkat Keberhasilan Kehamilan

Selain meningkatkan peluang implantasi embrio, PGT-A juga membantu mendeteksi kelainan kromosom pada embrio. Dengan demikian, kamu dapat memilih embrio yang sehat untuk ditanamkan, sehingga mengurangi risiko keguguran dan kelahiran dengan kelainan genetik. Selain itu menurut penelitian, bagi wanita berusia di atas 38 tahun, PGT-A dapat meningkatkan peluang kehamilan hingga 68% pada kelompok usia tertentu.

  1. Mengurangi Risiko Keguguran

Manfaat PGT-A sangat berarti bagi pasangan yang telah menjalani program bayi tabung berulang kali tanpa hasil, memiliki riwayat keguguran berulang, atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya. Karena aneuploidi merupakan salah satu penyebab utama keguguran, mendeteksi dan menghindari transfer embrio aneuploid dapat membantu meminimalkan risiko keguguran.

  1. Mencegah Kelahiran dengan Kelainan Kromosom

PGT-A membantu mencegah kelahiran bayi dengan kelainan kromosom dengan cara menyeleksi embrio yang memiliki jumlah kromosom normal sebelum proses implantasi. Dengan demikian, risiko kondisi seperti Down syndrome (trisomi 21), Turner syndrome (monosomi X), dan Klinefelter syndrome (XXY) dapat dikurangi secara signifikan.

  1. Mengurangi Waktu untuk Mencapai Kehamilan

Manfaat PGT-A lainnya adalah mengurangi waktu untuk mencapai kehamilan yang sukses. Dengan memastikan hanya embrio euploid yang ditransfer, pasangan dapat menghindari siklus IVF berulang akibat kegagalan implantasi atau keguguran. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi program bayi tabung tetapi juga mengurangi beban fisik, emosional, dan finansial yang sering menyertai proses IVF.

  1. Mengurangi Biaya Jangka Panjang

Salah satu manfaat PGT-A adalah mengurangi biaya jangka panjang dalam program bayi tabung. Meskipun prosedur ini menambah biaya pada satu siklus IVF, PGT-A dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan sejak transfer embrio pertama. Dengan begitu, pasangan dapat menghindari biaya tambahan akibat siklus IVF berulang yang disebabkan oleh kegagalan implantasi atau keguguran.

Siapa Saja yang Direkomendasikan Melakukan PGT-A?

Meskipun PGT-A bukan prosedur wajib dalam program bayi tabung (IVF), ada beberapa kondisi tertentu yang membuat tes ini sangat dianjurkan. Tes ini membantu meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan dengan memastikan embrio yang ditanam memiliki jumlah kromosom yang normal.

Lalu, siapa saja yang direkomendasikan melakukan PGT-A? Berikut beberapa kondisi yang disarankan untuk menjalani PGT-A!

  1. Usia Maternal Lanjut

Menurut penelitian, wanita dengan usia maternal lanjut, terutama di atas 35 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk menghasilkan embrio dengan aneuploidi. Sebuah studi menunjukkan bahwa tingkat aneuploidi sekitar 28% pada wanita di bawah usia 30 tahun, dan meningkat menjadi sekitar 67% pada wanita di atas 40 tahun.  Dengan melakukan PGT-A, kamu dapat memilih embrio euploid yang memiliki peluang lebih tinggi untuk implantasi dan kehamilan yang sukses. Penelitian lain menemukan bahwa PGT-A efektif dan direkomendasikan untuk pasien berusia di atas 35 tahun yang menjalani reproduksi berbantu untuk meningkatkan hasil reproduksi mereka. 

  1. Riwayat Keguguran Berulang

Keguguran berulang sering kali dikaitkan dengan kelainan kromosom pada embrio, yang dapat terjadi secara acak atau akibat faktor usia maternal lanjut. Dengan melakukan PGT-A, kamu bisa memastikan bahwa embrio yang ditanamkan memiliki jumlah kromosom yang normal, sehingga peluang keberhasilan kehamilan meningkat dan risiko keguguran berkurang secara signifikan.

  1. Kegagalan Implantasi Berulang

Pasangan yang telah menjalani beberapa siklus IVF tanpa keberhasilan implantasi embrio mungkin menghadapi masalah aneuploidi pada embrio. PGT-A dapat membantu mengidentifikasi embrio dengan jumlah kromosom yang tepat, sehingga meningkatkan peluang implantasi yang berhasil. Menurut informasi dari TMC Fertility, PGT-A bekerja untuk mengidentifikasi embrio dengan jumlah kromosom yang benar, yaitu 46 kromosom, dan manfaat melakukan pengetesan ini adalah untuk memperbaiki tingkat implantasi IVF dan mengurangi tingkat keguguran

  1. Faktor Infertilitas Pria yang Parah

Pria dengan jumlah sperma yang sangat rendah atau kualitas sperma yang buruk memiliki risiko lebih tinggi untuk menghasilkan embrio dengan kelainan kromosom. PGT-A dapat membantu memastikan hanya embrio euploid yang ditransfer. Namun, sebuah penelitian retrospektif menunjukkan bahwa penggunaan PGT-A pada kasus infertilitas pria yang parah tidak secara signifikan meningkatkan tingkat kelahiran hidup dibandingkan dengan siklus tanpa PGT-A. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan dengan dokter spesialis fertilitas mengenai manfaat dan risiko PGT-A dalam situasi spesifik kamu.

  1. Riwayat Keluarga dengan Kelainan Kromosom

Pasangan dengan riwayat keluarga kelainan kromosom atau yang merupakan pembawa penataan ulang struktur kromosom yang seimbang, seperti translokasi atau inversi, dapat menggunakan PGT-A untuk mengurangi risiko memiliki anak dengan kelainan kromosom. PGT-A memungkinkan identifikasi embrio dengan jumlah kromosom yang tepat, sehingga meningkatkan peluang kehamilan yang sehat. 

  1. Riwayat Kehamilan dengan Kelainan Kromosom

PGT-A adalah tes genetik yang dilakukan pada embrio untuk mendeteksi kelainan jumlah kromosom, seperti trisomi 21 (Down syndrome) atau monosomi, sebelum transfer ke rahim. Dengan memilih embrio yang memiliki jumlah kromosom yang normal, PGT-A dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko kelainan kromosom pada anak yang dilahirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *