
Talasemia dan hemofilia adalah dua penyakit darah yang sering kali disalahpahami sebagai kondisi yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Definisi Talasemia dan Hemofilia
Talasemia adalah kelainan darah genetik yang menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan normal. Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah dan berperan penting dalam mengantarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Talasemia dapat mengarah pada anemia, yaitu kondisi di mana jumlah sel darah merah yang sehat sangat sedikit.
Baca juga: Talasemia vs Anemia: Kenali Bedanya dan Cara Mengatasinya
Sedangkan hemofilia adalah gangguan pembekuan darah yang juga bersifat genetik. Penderita hemofilia kesulitan dalam proses pembekuan darah yang dapat membuat luka sulit berhenti berdarah. Ini terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup faktor pembekuan darah yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan.
Gejala Talasemia dan Hemofilia
Talasemia dan hemofilia adalah dua jenis kelainan darah yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara signifikan. Keduanya memiliki penyebab dan dampak yang berbeda, tetapi sama-sama memerlukan perhatian medis khusus.
Adapun perbedaan Talasemia dan hemofilia dilihat dari gejalanya berupa:
Gejala Talasemia:
- Kelelahan dan Lemas yang Berlebihan
Penderita Talasemia sering merasa sangat lelah dan lemas, bahkan setelah beristirahat cukup.
- Kulit Pucat atau Kekuningan
Kulit pucat bisa disebabkan oleh anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen secara optimal. Sementara itu, kulit kekuningan (jaundice) disebabkan oleh kerusakan sel darah merah yang lebih cepat daripada produksi sel baru, sehingga menghasilkan penumpukan bilirubin di dalam darah.
- Pembesaran Hati atau Limpa
Hati dan limpa bisa membesar karena bekerja lebih keras untuk membersihkan sel darah merah yang rusak atau abnormal.
- Pertumbuhan Terhambat pada Anak-Anak
Anak-anak dengan Talasemia sering mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Gejala Hemofilia:
- Mudah Memar atau Berdarah Tanpa Sebab yang Jelas
Gejala hemofilia yang pertama adalah orang dengan hemofilia cenderung mengalami memar atau perdarahan bahkan tanpa cedera yang jelas. Hal ini terjadi karena darah mereka kekurangan faktor pembekuan yang berfungsi menghentikan perdarahan. Memar seringkali berwarna gelap dan terasa nyeri saat disentuh.
- Luka yang Lama Sembuh atau Berdarah Terus-Menerus
Luka kecil yang biasanya berhenti berdarah dalam beberapa menit pada orang sehat bisa terus mengeluarkan darah pada penderita hemofilia. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan darah untuk membentuk bekuan yang cukup kuat untuk menutup luka.
- Perdarahan Hebat Setelah Cedera Ringan atau Operasi
Cedera kecil seperti terpotong saat bercukur atau setelah prosedur medis, seperti pencabutan gigi, dapat menyebabkan perdarahan yang sulit dikendalikan.
- Pembengkakan atau Rasa Sakit pada Sendi Akibat Perdarahan Internal
Perdarahan yang terjadi di dalam sendi, seperti lutut, siku, atau pergelangan kaki, dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Pemeriksaan Talasemia dan Hemofilia
Untuk mendeteksi dini Talasemia, dokter biasanya akan melakukan tes darah, seperti tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ada kelainan dalam komposisi darah. Tes genetik juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah seseorang membawa gen Talasemia, bahkan jika belum menunjukkan gejala.
Sedangkan untuk hemofilia, pemeriksaan dilakukan melalui tes darah untuk melihat kadar faktor pembekuan darah yang ada dalam tubuh. Tes ini bisa mengukur apakah ada kekurangan pada faktor pembekuan darah tertentu, seperti faktor VIII atau faktor IX, yang berperan penting dalam proses pembekuan.
Pengobatan Talasemia dan Hemofilia
Pengobatan yang tersedia saat ini untuk Talasemia dan hemofilia bertujuan untuk mengenali gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Karena kedua kondisi ini bersifat kronis, perawatan jangka panjang seringkali diperlukan.
Adapun perbedaan Talasemia dan hemofilia berdasarkan pengobatannya adalah:
Pengobatan Talasemia:
- Transfusi darah secara rutin dilakukan untuk menggantikan sel darah merah yang rusak, sehingga membantu menjaga kadar oksigen dalam tubuh tetap stabil.
- Terapi kelasi untuk mengurangi kadar besi yang meningkat akibat transfusi darah berulang
- Pada kasus yang lebih berat, transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan pengobatan jangka panjang
Pengobatan Hemofilia:
- Pemberian faktor pembekuan darah yang hilang atau tidak cukup untuk membantu proses pembekuan
- Terapi penggantian faktor secara teratur untuk mencegah perdarahan
- Pengobatan untuk mengatasi perdarahan yang terjadi, seperti obat hemostatik dan prosedur pembedahan jika diperlukan