
Kamu penasaran apakah ada risiko kanker usus besar di tubuhmu? Yuk, kenali jenis-jenis tes pemeriksaan yang bisa bantu deteksi kanker ini sejak dini!
Apa itu Kanker Usus Besar?
Kanker usus besar dan rektum atau kanker kolorektal adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di usus besar (kolon) atau rektum. Penyakit ini sering dimulai dari polip jinak yang dapat berkembang menjadi kanker seiring waktu. Gejala umum meliputi perubahan pola buang air besar, adanya darah dalam feses, nyeri perut, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal dimulai di kolon dan rektum tergantung pada lokasi awalnya. Penelitian terbaru menunjukkan adanya peningkatan kasus kanker usus besar pada usia muda. Sebuah studi yang menganalisis hampir 319.000 kasus kanker usus besar di Amerika Serikat antara tahun 2015 dan 2021 menemukan bahwa terdapat peningkatan signifikan pada individu yang lebih muda.
Selain itu, beberapa studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang tinggi makanan ultra proses dapat memicu peradangan kronis yang berkontribusi pada perkembangan kanker ini.
Apakah kanker usus besar dapat disembuhkan? Ya, faktanya kanker usus besar dan rektum atau kanker kolorektal juga diketahui adalah salah satu jenis kanker yang dapat disembuhkan jika dideteksi secara dini. Tingkat kesembuhan sangat dipengaruhi oleh stadium kanker saat pertama kali didiagnosis dan seberapa cepat pengobatan dimulai. Jika terdiagnosis pada tahap awal, peluang kelangsungan hidup dalam lima tahun dapat melebihi 90%.
Pemeriksaan Kanker Usus Besar
Pemeriksaan kanker usus besar sangat penting untuk mendeteksi kanker sejak dini, sehingga pengobatan dapat lebih efektif. United States Preventive Services Task Force merekomendasikan orang dewasa berusia 45 hingga 75 tahun untuk mulai menjalani skrining kanker usus besar secara rutin. Lalu, siapa yang perlu memulai untuk melakukan pemeriksaan kanker usus besar?
- Orang dengan riwayat penyakit radang usus, seperti Crohn atau kolitis ulseratif, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar dan disarankan untuk menjalani pemeriksaan secara berkala.
- Orang dengan riwayat pribadi atau keluarga yang pernah mengalami kanker usus besar atau polip memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini, sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin lebih awal dan lebih sering.
- Orang dengan sindrom genetik, seperti Familial adenomatous polyposis (FAP) atau Lynch syndrome (kanker kolorektal non-poliposis herediter), berisiko lebih tinggi mengembangkan kanker usus besar dan perlu melakukan pemeriksaan secara rutin untuk deteksi dini.
Kolonoskopi
Pemeriksaan kanker usus besar yang menjadi standar emas (golden standard) adalah kolonoskopi. Mengutip dari artikel di Johns Hopkins Medicine, kolonoskopi adalah prosedur medis yang memungkinkan dokter memeriksa bagian dalam usus besar (kolon) kamu. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat bernama kolonoskop, yaitu tabung panjang dan fleksibel yang dilengkapi dengan lampu dan kamera kecil di ujungnya. Tabung ini dimasukkan melalui rektum dan diarahkan ke seluruh usus besar.
Tujuan kolonoskopi bukan hanya untuk memeriksa kondisi usus besar, tetapi juga untuk melakukan beberapa tindakan, seperti:
- Membersihkan usus besar dengan irigasi (semburan air).
- Mengeluarkan tinja cair menggunakan alat penghisap.
- Menyuntikkan udara ke dalam usus agar lebih mudah melihat bagian dalamnya.
- Melakukan tindakan medis dengan alat bedah untuk memeriksa lebih lanjut.
Selain itu, kolonoskopi juga memungkinkan dokter untuk mengangkat polip atau jaringan abnormal yang ditemukan selama pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ini penting karena polip yang tidak diangkat bisa berkembang menjadi kanker usus besar seiring waktu.
Keunggulan Kolonoskopi
Kolonoskopi tidak hanya berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan, seperti polip atau kanker, tetapi juga dapat digunakan sebagai langkah pencegahan dengan mengangkat polip sebelum berkembang menjadi kanker. Berikut adalah beberapa keunggulan kolonoskopi yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam pemeriksaan kesehatan usus besar:
- Melihat Langsung Seluruh Usus Besar
Dengan menggunakan kolonoskopi, dokter dapat memeriksa seluruh bagian usus besar secara langsung, memungkinkan deteksi dini terhadap masalah seperti polip atau kanker.
- Mengangkat Polip
Jika ditemukan polip selama pemeriksaan, dokter bisa langsung mengangkatnya. Ini sangat penting karena polip, meskipun jinak, dapat berkembang menjadi kanker usus besar dalam beberapa tahun.
- Deteksi Kanker
Kolonoskopi dikenal sebagai salah satu metode yang paling akurat untuk mendeteksi kanker usus besar sejak dini, bahkan sebelum muncul gejala. Deteksi kanker usus besar sejak dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan dari kanker usus besar.
- Pemeriksaan Rutin
Kolonoskopi biasanya direkomendasikan setiap 10 tahun sekali untuk orang dengan risiko rendah kanker usus besar. Bagi yang memiliki faktor risiko lebih tinggi, pemeriksaan bisa dilakukan lebih sering.
FOBT (Fecal Occult Blood Test)
Mengutip artikel Mayo Clinic, Fecal Occult Blood Test atau tes darah okultisme tinja (FOBT) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan darah tersembunyi dalam tinja yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Darah yang terdeteksi dapat menjadi tanda awal kanker usus besar atau polip di saluran pencernaan. Tes ini sering digunakan sebagai metode skrining pada orang tanpa gejala untuk mendeteksi kemungkinan masalah sejak dini, termasuk sebagai pemeriksaan kanker usus besar.
Keunggulan FOBT:
- Non-invasif:
Prosesnya tidak memerlukan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga lebih nyaman bagi pasien.
- Mudah Dilakukan:
Sampel tinja dapat dikumpulkan di rumah tanpa perlu kunjungan langsung ke klinik.
- Biaya Terjangkau:
Dibandingkan tes skrining lain seperti kolonoskopi, FOBT lebih ekonomis.
- Skrining Awal yang Efektif:
Membantu mengidentifikasi risiko kanker usus besar sejak dini, memungkinkan tindakan lebih lanjut jika hasilnya positif.
Jika hasil FOBT menunjukkan adanya darah, pemeriksaan lanjutan seperti kolonoskopi biasanya disarankan untuk mengetahui sumber perdarahan secara lebih rinci.
FIT (Fecal Immunochemical Test)
Fecal Immunochemical Test atau tes imunokimia feses (FIT) adalah metode skrining yang digunakan untuk mendeteksi darah tersembunyi dalam tinja yang bisa menjadi tanda awal kanker usus besar. FIT bekerja dengan menggunakan antibodi khusus untuk mendeteksi hemoglobin manusia yang berasal dari usus bagian bawah.
Keunggulan FIT
- Lebih Akurat:
FIT lebih sensitif dibandingkan tes darah okultisme tinja (FOBT) dan memiliki risiko hasil positif palsu yang lebih rendah.
- Tidak Dipengaruhi Makanan dan Obat:
FIT tidak memerlukan persiapan diet khusus sebelum tes, membuatnya lebih praktis.
- Nyaman Digunakan di Rumah:
Pengambilan sampel tinja bisa dilakukan sendiri di rumah, sehingga lebih fleksibel.
- Skrining Tahunan:
Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari deteksi dini kanker usus besar.
Tes DNA Feses
Tes DNA feses adalah pemeriksaan canggih yang mendeteksi darah tersembunyi sekaligus perubahan genetik terkait kanker usus besar dalam sampel tinja. Tes ini dirancang untuk mengidentifikasi mutasi DNA yang menunjukkan risiko kanker, bahkan pada stadium awal.
Keunggulan Tes DNA Feses
- Lebih Sensitif
Dibandingkan dengan FOBT dan FIT, tes ini memiliki akurasi yang lebih tinggi untuk mendeteksi kanker dan polip stadium awal.
- Deteksi Genetik
Mengidentifikasi perubahan DNA yang terkait dengan perkembangan kanker.
- Pemeriksaan Tidak Sering
Direkomendasikan setiap 3 tahun, membuatnya lebih praktis untuk pemantauan jangka panjang.
Salah satu tes DNA feses yang akurat dan mudah dilakukan adalah COLOTECT. COLOTECT adalah tes deteksi dini risiko kanker usus besar dan rektum yang dapat dilakukan dengan mudah hanya dari sampel feses.
COLOTECT mendeteksi perubahan DNA berupa metilasi pada penanda biologis yang berhubungan dengan kanker usus besar dan rektum. Tes ini juga dapat dilakukan oleh siapapun, terutama bagi individu yang tidak bergejala tetapi memiliki risiko tinggi kanker usus besar dan rektum.
Yuk ketahui status kesehatan pencernaan mu lebih dini dengan COLOTECT, agar hidup lebih baik.