Kanker usus besar dan rektum atau yang sering disebut sebagai kanker kolorektal, merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan dapat berbahaya jika tidak terdeteksi sejak dini.

Memahami Teknologi DNA Feses yang Non-Invasif

Apa itu Kanker Kolorektal?

Kanker kolorektal biasanya bermula dari gumpalan kecil sel yang disebut polip yang terbentuk di dalam usus besar. Sebagian besar polip tidak bersifat kanker, tetapi ada beberapa yang berpotensi berkembang menjadi kanker seiring waktu.

Baca juga: Mengenal Kanker Usus Besar dan Rektum

Meskipun umumnya bersifat jinak, beberapa di antaranya dapat mengalami mutasi pada DNA-nya, yang mengakibatkan pertumbuhan sel abnormal dan berpotensi menjadi kanker. 

Pemeriksaan dini kanker kolorektal sangat penting untuk mendeteksi adanya polip prakanker dan kanker kolorektal pada tahap yang memungkinkan untuk diangkat sepenuhnya. Terdapat beberapa pemeriksaan dini untuk kanker kolorektal, salah satunya pemeriksaan DNA feses.

Pemeriksaan DNA Feses Multitarget untuk Deteksi Dini Kanker Kolorektal

Sebuah studi prospektif lintas seksional terkini di Thailand menunjukkan bahwa pemeriksaan DNA feses multitarget sangat sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker kolorektal di antara orang-orang Thailand. Para peneliti menyebutkan bahwa metode pengujian ini dapat berfungsi sebagai alternatif non-invasif yang layak untuk kolonoskopi, terutama di tempat-tempat di mana kolonoskopi kurang dapat diakses atau kurang diterima oleh pasien, salah satunya di Thailand dan Indonesia.

Studi dilakukan oleh BGI Genomics pada tahun 2023, bekerja sama dengan tim Profesor Varut Lohsiriwat dari Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol, Thailand. Tim peneliti tersebut meliputi Profesor Varut Lohsiriwat, Dr. Aitsariya Mongkhonsupphawan, M.D, Ph.D dari Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol, dan Pornraksa Ovartchaiyapong (Dosen Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Siriraj, Universitas Mahidol). Penelitian ini dipublikasikan di Asian Pacific Journal of Cancer Prevention (APJCP) pada bulan Oktober 2024.

Studi berfokus pada evaluasi kinerja pengujian DNA feses multitarget untuk mendeteksi kanker kolorektal dan adenoma lanjut, menggunakan kolonoskopi sebagai tes konfirmasi. Studi ini melibatkan pasien tanpa gejala dan bergejala yang menjalani pengujian DNA feses yang dikonfirmasi oleh kolonoskopi. Pengujian DNA feses multitarget menargetkan status metilasi gen SDC2, ADHFE1, dan PPP2R5C. Sensitivitas, spesifisitas, dan parameter diagnostik lainnya dianalisis.

Penelitian ini dilakukan pada 274 pasien (usia rata-rata 62 tahun, dengan kelompok yang didominasi perempuan sebesar 60,6%). Kanker kolorektal diidentifikasi pada 17,2% peserta, sementara 6,2% ditemukan memiliki adenoma lanjut, yang merupakan prekursor kanker. Tes DNA feses multitarget, metode skrining non-invasif, menghasilkan hasil yang baik: 

SensitivitasSpesifisitas
Kanker kolorektal91,5%90,3%
Lesi prakanker92,3%91,2%

Untuk neoplasma kolorektal stadium lanjut, yang mencakup baik kanker kolorektal maupun adenoma stadium lanjut, uji tersebut menunjukkan sensitivitas sebesar 75% dan spesifisitas sebesar 91,9%, yang menjadikannya sebagai tes yang menjanjikan untuk deteksi dini kondisi kolorektal yang serius. Penelitian ini menyoroti potensi uji DNA feses multitarget sebagai pilihan skrining yang efektif untuk mendeteksi kanker kolorektal, terutama untuk lesi yang lebih besar, meskipun beberapa keterbatasan tetap ada untuk mendeteksi kelainan berukuran lebih kecil.

Hasil pengujian DNA tinja multitarget vs. hasil kolonoskopi
Gambar 1. Hasil pengujian DNA feses multi target vs. hasil kolonoskopi

Kit pengujian DNA feses COLOTECT® dari BGI Genomics digunakan untuk pengumpulan sampel. COLOTECT® adalah uji non-invasif untuk deteksi dini kanker kolorektal berdasarkan pengujian metilasi DNA yang menargetkan profil metilasi sel kolorektal yang terkelupas untuk menilai risiko kanker kolorektal dan adenoma stadium lanjut. Pengujian ini tidak memerlukan peralatan khusus, tidak memberlakukan pantangan makanan, dan non-invasif.

Hasil studi menunjukkan bahwa pengujian DNA feses multitarget sangat sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker kolorektal. Pengujian ini dapat memberikan alternatif non-invasif yang layak untuk kolonoskopi, terutama di tempat-tempat di mana kolonoskopi kurang dapat diakses, kurang diterima oleh pasien, dan harga pemeriksaan yang tidak terjangkau.

COLOTECT®: Tes Metilasi DNA Feses yang Akurat

Dengan dukungan dari para ahli global, seperti tim Profesor Varut, dan teknologi sekuensing genetika canggih seperti Tes Metilasi DNA Feses COLOTECT® dari BGI Genomics, yang mengekstraksi DNA dari sel-sel usus yang terkelupas dalam sampel feses dan mendeteksi metilasi abnormal pada gen yang terkait dengan CRC (SDC2, ADHFE1, dan PPP2R5C) melalui PCR fluoresensi, kami berharap dapat mengurangi beban CRC global secara signifikan.
Naleya Genomics menghadirkan COLOTECT® sebagai skrining risiko kanker kolorektal di Indonesia yang aman, akurat, dan nyaman. COLOTECT® tersedia di Indonesia untuk menjawab permasalahan kurangnya akses deteksi dini kanker kolorektal yang bertujuan untuk menekan angka kasus kanker kolorektal di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *