Talasemia vs Anemia: Kenali Bedanya dan Cara Mengatasinya

Banyak orang yang sering mengira anemia dan talasemia sebagai kondisi yang sama. Hal ini terjadi karena kedua penyakit ini memiliki penyebab dan gejala yang mirip!

Talasemia Vs Anemia

Talasemia dan anemia sama-sama memengaruhi sel darah merah, sehingga sering disalah artikan sebagai penyakit yang sama. Orang yang mengalami talasemia pasti juga mengalami anemia. Padahal, keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan penyebab dan mekanisme yang juga berbeda.

Menurut Health Line, talasemia adalah kondisi bawaan yang memengaruhi kemampuan tubuh memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen. Pada penderita talasemia, produksi hemoglobin tidak normal, sehingga sel darah merah tidak mendapatkan cukup oksigen dan mudah rusak. Penyakit ini merupakan kondisi genetik yang diwariskan dari orang tua ke anak. Pelajari lebih lanjut mengenai Apa itu Thalassemia? Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Sementara itu, dilansir dari Web Md, anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, folat, perdarahan, atau penyakit kronis. Tidak semua anemia disebabkan oleh talasemia; banyak kasus anemia terjadi akibat kekurangan nutrisi atau masalah kesehatan lainnya.

Perbedaan utama antara talasemia dan anemia terletak pada penyebabnya. Thalassemia selalu disebabkan oleh faktor genetik, sedangkan anemia memiliki penyebab yang lebih luas. Selain itu, talasemia memiliki efek yang lebih kompleks karena tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga bisa menimbulkan komplikasi lain seperti kerusakan organ jika tidak ditangani dengan baik.

Gejala Talasemia dan Anemia

Perbedaan talasemia dan anemia juga terletak pada gejala-gejala yang disebabkan oleh keduanya. Agar tidak salah mengenali sakit yang kamu derita, yuk kenali gejala talasemia dan anemia berikut ini!

Gejala talasemia bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita talasemia:

Gejala talasemia pada anak-anak meliputi:

Anemia bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Jika kamu mengalami anemia ringan, mungkin kamu tidak akan merasakan gejala sama sekali. Namun, jika gejala anemia muncul, kamu mungkin akan merasakan:

Diagnosis Talasemia dan Anemia

Untuk mendiagnosis talasemia, beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah:

Tes ini mengukur jumlah hemoglobin dan sel darah, termasuk sel darah merah, untuk mendeteksi kelainan.

Tes ini membantu mengidentifikasi jenis hemoglobin yang ada dalam darah.

Dokter akan memeriksa kadar feritin dan transferin, yang biasanya normal atau sedikit meningkat pada penderita talasemia.

Melalui apusan darah, dokter dapat melihat adanya sel darah merah yang abnormal, seperti sel target atau sel berbentuk tetes air mata.

Tes ini menggunakan teknologi canggih untuk menganalisis jenis-jenis hemoglobin dalam darah.

Pelajari lebih lanjut mengenai Jenis Tes Talasemia yang Perlu Kamu Ketahui

Mayo Clinics menyebutkan, diagnosis anemia biasanya melibatkan beberapa tes, antara lain:

Tes darah lengkap (CBC) adalah salah satu tes yang paling umum dilakukan saat pemeriksaan rutin. Tes ini mengukur berbagai komponen darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan untuk mencari tahu penyebab anemia, seperti kekurangan nutrisi, perdarahan, atau kondisi medis lainnya.

Untuk anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, dokter mungkin akan memeriksa kadar zat besi dalam darah. Kadar ferritin (penyimpanan zat besi) juga akan diuji untuk memastikan apakah anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi.

Jika anemia tidak disebabkan oleh kekurangan zat besi, tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah kekurangan folat atau vitamin B12 yang menjadi penyebab.

Jika dicurigai adanya perdarahan internal sebagai penyebab anemia, tes feses mungkin dilakukan untuk mencari adanya darah dalam feses.

Pengobatan Talasemia dan Anemia

Pengobatan talasemia bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Merujuk pada CDC, berikut beberapa metode pengobatan:

Transfusi darah adalah salah satu pengobatan penting untuk talasemia, digunakan untuk meningkatkan kadar sel darah merah yang seringkali rendah pada penderita. Prosedur ini dilakukan secara rutin, terutama bagi mereka yang mengalami talasemia berat, untuk mengatasi gejala anemia dan meningkatkan kualitas hidup. 

Proses ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat besi yang dapat terjadi akibat transfusi berulang, yang dapat merusak organ tubuh. Terapi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan obat yang dapat mengeluarkan kelebihan zat besi dari dalam tubuh, sehingga membantu menjaga kesehatan pasien.

Suplemen asam folat berperan penting dalam membantu tubuh memproduksi sel darah merah yang sehat. Penderita talasemia sering mengalami kekurangan sel darah merah yang optimal, sehingga konsumsi suplemen ini dapat meningkatkan kualitas darah dan mendukung proses pembentukan sel darah merah baru. Suplemen ini juga dapat membantu mengurangi gejala anemia.

Transplantasi sumsum tulang merupakan satu-satunya metode yang dapat menyembuhkan talasemia secara permanen. Proses ini melibatkan pengambilan sel induk dari donor yang kompatibel dan menyuntikkannya ke dalam aliran darah pasien. Sel induk tersebut kemudian akan mulai memproduksi sel darah merah yang sehat, memberikan harapan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita talasemia. Prosedur ini biasanya dipertimbangkan untuk pasien dengan jenis talasemia yang berat.

Obat Luspatercept berfungsi untuk meningkatkan produksi sel darah merah pada pasien talasemia. Dengan cara ini, Luspatercept membantu mengurangi frekuensi transfusi darah yang diperlukan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pengobatan anemia perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Penn Medicine menyebutkan beberapa cara yang bisa dilakukan:

Mengkonsumsi suplemen zat besi penting untuk mengatasi anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Suplemen ini membantu meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, sehingga dapat memperbaiki produksi sel darah merah.

Mengkonsumsi suplemen vitamin, seperti vitamin B12 dan asam folat, sangat penting untuk membantu tubuh dalam memproduksi sel darah merah yang sehat. Kekurangan kedua vitamin ini bisa menyebabkan anemia.

Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan hemoglobin dalam tubuh, sehingga dapat membantu mengatasi gejala anemia yang serius. 

Pengobatan penyakit dasar bertujuan untuk menangani infeksi atau penyakit autoimun yang menjadi penyebab anemia. Dengan mengamati kondisi yang mendasarinya, gejala anemia dapat berkurang atau hilang.

Diet seimbang sangat penting untuk mendukung produksi darah. Makanan yang kaya nutrisi, seperti sayuran hijau, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian, membantu menyediakan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Nutrisi ini berperan dalam pembentukan sel darah merah dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Mengonsumsi berbagai jenis makanan juga dapat meningkatkan energi dan menjaga stamina tubuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *