
Tahukah kamu jika infeksi jangka panjang Human papillomavirus (HPV) yang berisiko tinggi bisa menyebabkan kanker serviks? Ternyata, ada dua tipe HPV yang paling berisiko tinggi, yaitu HPV 16 dan HPV 18, yang menjadi penyebab sekitar 70% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Untuk kamu yang belum tahu Apa Itu HPV? Yuk, Kenalan dengan Virus Satu Ini!
Apa Saja Faktor Risiko Kanker Serviks?
Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan terinfeksi HPV, tetapi kabar baiknya adalah sebagian besar infeksi ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu satu atau dua tahun berkat sistem kekebalan tubuh yang efektif. Namun, jika infeksi HPV berisiko tinggi bertahan selama bertahun-tahun, itu bisa mengubah sel-sel serviks dan mengarah pada terbentuknya lesi prakanker. Jika lesi prakanker ini tidak terdeteksi dan dihilangkan, ada kemungkinan besar mereka akan berkembang menjadi kanker serviks.
Untuk itu, penting untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan berpotensi menyebabkan kanker serviks. Berikut penjelasan lengkapnya!
- Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik lebih rentan terhadap infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tubuh kurang mampu melawan infeksi, sehingga infeksi HPV bisa berlangsung lebih lama dan meningkatkan risiko perkembangan kanker serviks. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang mengidap HIV atau mereka yang mengonsumsi obat imunosupresif untuk mengobati penyakit tertentu, seperti autoimun atau setelah transplantasi organ.
- Kebiasaan Merokok
Merokok atau terpapar asap rokok dari orang lain dapat secara signifikan meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak seseorang merokok, semakin tinggi pula risiko terkena kanker serviks. Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang berfungsi untuk melawan infeksi, termasuk infeksi HPV. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, dampak dari infeksi HPV bisa menjadi lebih parah, berpotensi menyebabkan perubahan sel di serviks yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
- Faktor Reproduksi
Penggunaan kontrasepsi oral (pil KB) dalam jangka panjang dan melahirkan banyak anak telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Meskipun alasan di balik keterkaitan ini belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan hormonal yang terjadi akibat penggunaan pil KB dan aktivitas reproduksi yang lebih tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker serviks.
Salah satu teori yang dijelaskan oleh National Cancer Institute adalah bahwa estrogen yang terkandung dalam pil KB dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel di serviks, meskipun tidak semua penelitian sepakat mengenai hal ini. Selain itu, melahirkan banyak anak juga dapat meningkatkan eksposur terhadap infeksi HPV, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan kanker serviks.
- Obesitas
Obesitas dapat menjadi faktor yang mempersulit proses skrining kanker serviks. Wanita yang mengalami obesitas mungkin menghadapi tantangan dalam pemeriksaan dan deteksi dini, yang sangat penting untuk mencegah perkembangan kanker. Kondisi fisik yang lebih berat bisa menyulitkan akses untuk pemeriksaan panggul dan pap smear, sehingga meningkatkan risiko keterlambatan dalam diagnosis.
Selain itu, obesitas juga dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan hormonal yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker serviks, mungkin karena dampaknya terhadap sistem kekebalan tubuh dan metabolisme hormon.
- Peningkatan Jumlah Pasangan Seksual
Memiliki banyak pasangan seksual bisa meningkatkan risiko terkena HPV, virus yang berperan besar dalam menyebabkan kanker serviks. Semakin banyak pasangan yang kamu miliki, dan semakin banyak juga pasangan dari pasangan kamu, maka semakin tinggi peluang untuk terpapar HPV. Ini karena HPV sangat menular dan bisa dengan mudah berpindah melalui hubungan seksual.
- Aktivitas Seksual Dini
Mulai berhubungan seks di usia muda bisa meningkatkan risiko terinfeksi HPV. Ketika terinfeksi HPV, ada kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan kanker serviks di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa keputusan mengenai aktivitas seksual di usia muda dapat berpengaruh pada kesehatan di masa depan.
- Infeksi Menular Seksual (IMS) Lainnya
Mengalami infeksi menular seksual (IMS) lain, seperti herpes, klamidia, gonore, sifilis, dan HIV/AIDS, dapat meningkatkan risiko terinfeksi HPV. Ketika seseorang terinfeksi HPV, risiko untuk mengembangkan kanker serviks juga meningkat. Ini karena IMS dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.
- Paparan Obat Pencegah Keguguran
Jika orang tua kamu mengonsumsi obat yang dikenal sebagai dietilstilbestrol (DES) selama kehamilan, risiko kanker serviks kamu mungkin akan meningkat. DES digunakan antara tahun 1940 dan 1971 untuk mencegah keguguran, tetapi penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap obat ini dapat dikaitkan dengan jenis kanker serviks yang dikenal sebagai adenokarsinoma sel jernih.
Penelitian menunjukkan bahwa terpapar DES di dalam rahim merupakan faktor risiko independen untuk adenokarsinoma sel jernih, dan wanita yang ibunya mengonsumsi DES saat hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelainan sel serviks. Menurut data dari National Cancer Institute, efek jangka panjang dari paparan DES telah diidentifikasi, dan meskipun merupakan penyebab kanker serviks yang jarang terjadi, penting untuk memahami dampak historisnya terhadap kesehatan. Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai riwayat kesehatan keluarga, sebaiknya diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Kanker Serviks dengan Infeksi HPV
Kanker serviks adalah penyakit paling umum yang disebabkan oleh Human papillomavirus atau HPV. Dilansir dari National Cancer Institute, sekitar 99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV genital berisiko tinggi yang tidak kunjung sembuh. Di seluruh dunia, kanker ini termasuk yang paling sering dialami wanita, dengan sekitar 528.000 kasus baru tercatat pada tahun 2012.
Menurut Journal of Obstetrics and Gynaecology sebagian besar infeksi HPV memang hilang dengan sendirinya, namun jika infeksinya menetap terutama oleh tipe HPV yang bisa menyebabkan kanker (onkogenik), risiko kanker di area orofaring dan anogenital jadi lebih tinggi. HPV biasanya menginfeksi lapisan kulit dan selaput lendir, dan virus ini berkembang di sel-sel yang sudah matang di area tersebut. Hasilnya, virus ini bisa mengganggu kontrol normal pada siklus sel, yang memicu pembelahan sel yang tak terkendali dan akhirnya menyebabkan kerusakan genetik yang menumpuk.
Cara Mengurangi Risiko Kanker Serviks
Meskipun kanker serviks berbahaya, namun ada beberapa cara mencegah kanker serviks yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko penyakit ini. Yuk, ikuti langkah-langkah tepat yang direkomendasikan WHO untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks!
- Vaksinasi HPV Sejak Dini
Cara mengurangi risiko kanker serviks yang pertama adalah dengan melakukan vaksin HPV sejak dini. Vaksin HPV adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini direkomendasikan untuk anak usia 9–14 tahun karena bekerja paling baik sebelum seseorang aktif secara seksual. Bagi yang sudah berusia 11 atau 12 tahun, vaksin ini sebaiknya segera diberikan. Jika belum divaksin saat usia ini, mereka tetap bisa mendapatkannya hingga usia 26 tahun. Vaksin HPV bisa melindungi dari jenis HPV yang paling berisiko menyebabkan kanker serviks.
- Rutin Melakukan Skrining Kanker Serviks
Selanjutnya, cara mengurangi risiko kanker serviks adalah dengan rutin melakukan skrining kanker serviks. Skrining atau pemeriksaan dini penting dilakukan mulai usia 30 tahun (atau 25 tahun bagi yang hidup dengan HIV). Dua tes skrining yang umum digunakan adalah tes HPV DNA dan Pap smear (Pap test). Tes ini membantu mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi dan perubahan sel abnormal yang berpotensi berkembang menjadi kanker serviks. Melakukan skrining secara rutin bisa sangat membantu dalam pencegahan. Atau kamu juga bisa lakukan 4 Jenis Pemeriksaan Kanker Serviks lainnya sebagai pilihan.
- Gunakan Pengaman untuk Mengurangi Risiko HPV
Pengaman (kondom) bisa membantu mengurangi risiko penularan HPV saat berhubungan seksual. Meskipun kondom tidak sepenuhnya mencegah infeksi HPV karena virus bisa menular lewat area yang tidak tertutup kondom, penggunaannya tetap mengurangi kemungkinan penularan virus ini.
- Hindari Paparan Risiko
Jika kamu ingin terhindar dari virus HPV yang menyebabkan kanker serviks, kamu perlu menghindari paparan risikonya. Risiko terkena infeksi HPV dapat meningkat dengan perilaku seksual berisiko tinggi, seperti sering berganti pasangan. Dengan menjaga gaya hidup yang sehat dan aman, kamu bisa mengurangi risiko tertular infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.
- Deteksi dan Pengobatan Dini
Jika kamu mengalami gejala seperti pendarahan yang tidak biasa, keputihan berlebih, atau nyeri saat berhubungan, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Deteksi dini dan pengobatan yang cepat bisa mencegah kondisi ini berkembang menjadi kanker yang lebih serius.
Jika kamu masih bingung melakukan skrining kanker serviks dan masih takut melakukannya, Naleya Genomics menawarkan skrining kanker serviks dengan pengujian HPV DNA yang aman, akurat, mudah, dan menjaga privasi wanita. NALEYA HPV yang dapat mendeteksi keberadaan virus HPV yang menjadi penanda awal ada kanker serviks.
Kamu bisa melakukan tes NALEYA HPV di rumah dengan nyaman dan mudah. Kamu akan mendapatkan hasil dalam 1-3 hari kerja dan bisa konsultasi dengan dokter konselor genetik GRATIS! Yuk dapatkan NALEYA HPV sekarang untuk mengambil langkah dini dan mengetahui status kesehatan kamu sekarang!