
Hamil anggur bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan bagi banyak wanita. Kondisi ini terjadi ketika kehamilan tidak berkembang secara normal dan membentuk jaringan abnormal di dalam rahim. Meskipun hamil anggur jarang terjadi, mengetahui cara mencegahnya dapat membantu kamu mengurangi risikonya. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Hamil Anggur?
Mola hidatidosa atau hamil anggur adalah kondisi kehamilan abnormal yang terjadi akibat kesalahan dalam proses pembuahan. Dalam kasus ini, plasenta berkembang menjadi jaringan abnormal berupa kista berisi cairan, bukan janin yang sehat. Hamil anggur terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Hamil anggur lengkap
Pada kondisi ini, tidak ada janin yang terbentuk sama sekali. Sel telur yang telah dibuahi tidak memiliki informasi genetik dari ibu, sehingga hanya jaringan plasenta abnormal yang berkembang di dalam rahim tanpa janin.
- Hamil anggur parsial
Pada jenis ini, terdapat janin yang mulai berkembang, tetapi memiliki kelainan genetik akibat pembuahan sel telur oleh dua sperma. Akibatnya, janin mengalami kelainan kromosom dan tidak dapat bertahan hidup.
Risiko Hamil Anggur Berulang yang Perlu Diketahui
Wanita yang pernah mengalami hamil anggur memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa di kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), risiko terulangnya hamil anggur setelah satu kali kejadian adalah 1-2%, lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ini.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Hamil Anggur Berulang
- Riwayat hamil anggur sebelumnya
Jika kamu pernah mengalami hamil anggur, peluang mengalami kejadian serupa meningkat sekitar 1-2%, dibandingkan risiko awal yang hanya 0,1-0,5% dalam populasi umum.
- Usia ibu hamil
Wanita yang hamil di usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih rentan mengalami hamil anggur.
- Faktor genetik
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa adanya riwayat keluarga dengan hamil anggur dapat meningkatkan risiko kondisi serupa pada keturunan berikutnya, meskipun kasus ini jarang terjadi.
- Defisiensi nutrisi
Kekurangan asam folat dan beta-karoten diduga berkontribusi terhadap perkembangan hamil anggur. Menurut penelitian dari National Institutes of Health (NIH), gizi buruk dapat mempengaruhi pembentukan trofoblas, yaitu jaringan yang berkembang menjadi plasenta.
Cara Mencegah Hamil Anggur Secara Efektif
Meskipun hamil anggur tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya, beberapa langkah dapat membantu menurunkan risikonya. Berdasarkan penelitian dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan World Health Organization (WHO), faktor gaya hidup, usia, serta riwayat kesehatan memiliki peran penting dalam pencegahan kondisi ini. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan!
- Periksa Kesehatan Sebelum Hamil
Jika kamu pernah mengalami hamil anggur, penting untuk melakukan pemeriksaan medis sebelum merencanakan kehamilan berikutnya. Salah satu cara mencegah hamil anggur adalah dengan memastikan kadar hormon hCG sudah kembali normal sebelum mencoba hamil lagi. Dokter mungkin akan merekomendasikan menunggu setidaknya 6-12 bulan untuk mengurangi risiko kejadian berulang.
- Konsumsi Makanan Bergizi
Asupan nutrisi yang seimbang berperan penting dalam mendukung kehamilan yang sehat. Kekurangan asam folat, vitamin A, dan zat besi diduga dapat meningkatkan risiko hamil anggur. Salah satu cara mencegah hamil anggur adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan sumber protein tinggi.
- Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Jika kamu sedang hamil, pemeriksaan rutin dengan USG awal dan pemantauan kadar hCG penting untuk mendeteksi tanda-tanda hamil anggur lebih cepat. Salah satu cara mencegah hamil anggur adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur agar kondisi ini bisa segera terdeteksi dan ditangani. Menurut Mayo Clinic, hamil anggur biasanya dapat diidentifikasi melalui USG transvaginal pada trimester pertama.
- Hindari Kehamilan di Usia Berisiko
Wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih berisiko mengalami kehamilan abnormal, termasuk hamil anggur. Merencanakan kehamilan pada usia 20-35 tahun bisa menjadi salah satu langkah dalam cara mencegah hamil anggur, karena di rentang usia ini tubuh lebih optimal untuk mendukung kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko komplikasi.
- Pertimbangkan Pemeriksaan Genetik
Cara mencegah hamil anggur salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan genetik sebelum merencanakan kehamilan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kondisi ini. Dalam beberapa kasus, kelainan genetik dapat meningkatkan risiko hamil anggur. Konsultasi dengan dokter dapat membantu memahami potensi risiko serta langkah pencegahan yang dapat diambil.
- Hindari Paparan Zat Berbahaya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan bahan kimia berbahaya, radiasi, atau polusi lingkungan dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan kehamilan, termasuk hamil anggur. Menghindari paparan zat beracun dapat membantu mendukung kehamilan yang sehat.
- Jaga Berat Badan Ideal
Studi dari The Lancet menunjukkan bahwa kegemukan atau kekurangan berat badan ekstrim dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Menjaga berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak normal.
- Konsultasi dengan Dokter Kandungan
Jika kami memiliki riwayat hamil anggur atau faktor risiko lainnya, penting untuk berdiskusi dengan dokter kandungan tentang langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Dokter dapat merekomendasikan pemantauan ketat dan pemeriksaan tambahan untuk memastikan kehamilan berjalan dengan baik.