
Meskipun termasuk penyakit ganas, namun kanker serviks bisa sembuh jika mendapatkan pengobatan yang tepat!
Pengobatan Kanker Serviks
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita, menduduki peringkat keempat di dunia dan menyebabkan lebih dari 300.000 kematian setiap tahunnya. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi berkepanjangan oleh Human papillomavirus (HPV) berisiko tinggi. Jika kamu belum mengetahui apa itu HPV? Yuk, kenalan dengan virus satu ini!
Kanker serviks memiliki dua jenis utama berdasarkan asal selnya: karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Karsinoma sel skuamosa, yang berkembang di lapisan luar serviks, mencakup sekitar 80% dari seluruh kasus kanker serviks. Adenokarsinoma, yang berkembang dari sel kelenjar di jalan lahir bagian bawah, mencakup 20% sisanya.
Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui beberapa metode, termasuk operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Ketiga metode ini bisa dilakukan secara terpisah atau dikombinasikan untuk meningkatkan hasil pengobatan.
1. Pengobatan Kanker Serviks Stadium Awal
Pengobatan kanker serviks bervariasi tergantung pada jenis dan stadium kanker, serta kondisi dan preferensi pribadi. Berikut adalah pilihan pengobatan kanker serviks stadium awal yang umumnya direkomendasikan!
- Pembedahan untuk Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks dengan metode pembedahan biasanya menjadi pilihan utama pada tahap awal untuk mencegah penyebaran kanker. Terdapat beberapa jenis operasi yang disesuaikan dengan kondisi kanker, yaitu:
- Histerektomi Radikal
Histerektomi radikal adalah prosedur pengobatan kanker serviks yang melibatkan pengangkatan rahim, serviks, bagian atas vagina, dan jaringan di sekitarnya. Metode ini biasanya dilakukan pada kanker serviks stadium awal di mana sel kanker belum menyebar ke organ lainnya. Histerektomi radikal dianggap efektif untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, terutama jika kanker masih terlokalisasi.
- Salpingo-ooforektomi Bilateral
Salpingo-ooforektomi bilateral adalah prosedur pengobatan kanker serviks yang mengangkat kedua ovarium dan tuba falopi. Prosedur ini dilakukan untuk mencegah penyebaran sel kanker dari serviks ke organ reproduksi lainnya. Dengan menghilangkan sumber potensial penyebaran kanker, salpingo-ooforektomi bilateral dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien dan mengurangi risiko kanker serviks berkembang lebih lanjut.
- Eksenterasi
Salah satu metode pengobatan kanker serviks adalah eksenterasi, yang melibatkan pengangkatan rahim, vagina, serta bagian usus besar, rektum, atau kandung kemih. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika kanker telah menyebar ke organ-organ tersebut dan terapi radiasi yang diterima sebelumnya belum cukup efektif.
- Terapi Radiasi
Radiasi menjadi pilihan efektif untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah kekambuhan, terutama untuk kanker serviks stadium awal. Ada dua jenis utama terapi radiasi:
- Terapi Radiasi Sinar Eksternal
Terapi Radiasi Sinar Eksternal adalah bentuk pengobatan kanker serviks yang dilakukan dari luar tubuh untuk menargetkan area yang terkena kanker. Metode ini menggunakan sinar radiasi yang kuat untuk membunuh sel-sel kanker dan mengecilkan tumor. Terapi radiasi sinar eksternal sering digunakan sebagai bagian dari rencana perawatan untuk membantu mencegah penyebaran kanker, terutama jika kanker belum menyebar jauh.
- Brachytherapy
Brachytherapy adalah terapi radiasi yang menggunakan implan yang ditempatkan dekat dengan tumor untuk memberikan pengobatan yang lebih terfokus. Ini biasanya diterapkan pada stadium awal kanker serviks, di mana kombinasi antara radiasi dan kemoterapi dosis rendah digunakan untuk meningkatkan efektivitas tanpa perlu pembedahan.
2. Kemoterapi Untuk Kanker Serviks
Kemoterapi adalah salah satu bagian penting dalam pengobatan kanker serviks. Biasanya, kemoterapi diberikan setelah operasi, terutama jika ada risiko tinggi kanker kembali atau kambuh. Pada kasus kanker serviks stadium lanjut, kemoterapi sering dikombinasikan dengan radioterapi.
Berikut beberapa poin penting tentang penggunaan kemoterapi dalam pengobatan kanker serviks:
- Obat Kemoterapi yang Umum Digunakan
Obat kemoterapi utama yang sering digunakan untuk kanker serviks adalah cisplatin, yang merupakan obat berbasis platinum. Obat ini sudah digunakan selama tiga dekade dan cukup efektif pada tahap awal pengobatan.
- Kombinasi Obat untuk Efektivitas Lebih Tinggi
Meski banyak pasien awalnya merespons cisplatin dengan baik, dalam beberapa kasus muncul resistensi terhadap obat ini seiring waktu, sehingga efektivitasnya menurun. Karena itu, cisplatin sering dikombinasikan dengan obat lain. Misalnya, saat cisplatin dikombinasikan dengan topotecan, respons pasien meningkat dari 20% menjadi 39%. Hasil positif juga terlihat saat cisplatin dikombinasikan dengan paclitaxel.
- Kemoterapi dan Radioterapi Bersamaan (Kemoradioterapi)
Pada kanker serviks stadium lanjut, kombinasi kemoterapi dan radioterapi atau yang disebut kemoradioterapi sering digunakan. Pendekatan ini bertujuan untuk menurunkan risiko kekambuhan kanker. Meski efektif, metode ini bisa menyebabkan efek samping dan masalah kesehatan jangka panjang.
- Kemoterapi Paliatif
Untuk pasien yang sudah berada dalam tahap lanjut, kemoterapi paliatif bisa diberikan. Tujuan utama kemoterapi paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan meredakan gejala, meski mungkin tidak begitu efektif dalam mengecilkan tumor.
3. Imunoterapi Untuk Kanker Serviks
Imunoterapi adalah metode baru dalam pengobatan kanker serviks yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan sel-sel kanker. Dikutip dari penelitian yang diterbitkan di Tumour Virus Research, salah satu jenis imunoterapi yang menarik perhatian adalah terapi yang secara khusus menargetkan onkoprotein HPV, yaitu protein yang muncul akibat infeksi HPV dan berperan dalam perkembangan kanker serviks.
Dengan fokus pada sel-sel prakanker atau kanker yang mengekspresikan protein HPV ini, imunoterapi membantu menekan efek samping karena lebih selektif dan tidak merusak jaringan sehat di sekitar kanker. Beberapa pendekatan imunoterapi yang dikembangkan untuk kanker serviks antara lain:
- Vaksin Terapeutik
Berbeda dari vaksin HPV untuk pencegahan, vaksin terapeutik dirancang untuk mengobati infeksi HPV yang sudah ada di tubuh. Vaksin ini membantu sistem kekebalan tubuh agar bisa menyerang sel-sel kanker yang mengandung protein HPV, seperti E6 dan E7 yang sering ditemukan pada kanker serviks.
- Blokade Pos Pemeriksaan (Checkpoint Inhibitors)
Terapi ini bekerja dengan menghambat “rem” pada sel T (sel kekebalan tubuh) yang biasanya mencegah sel kekebalan menyerang sel kanker. Dengan “melepas rem” ini, imunoterapi checkpoint memungkinkan tubuh untuk lebih agresif melawan sel kanker yang memproduksi protein HPV. Misalnya, obat pembrolizumab adalah salah satu checkpoint inhibitor yang sedang diuji dan menunjukkan potensi dalam memperkuat respons sistem kekebalan terhadap kanker serviks.
- Terapi Sel T Adaptif
Dalam pendekatan ini, sel T pasien dimodifikasi di laboratorium agar lebih efektif melawan sel kanker. Sel T diambil dari tubuh pasien, “dilatih” untuk mengenali protein HPV, kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh untuk menyerang kanker. Terapi ini memiliki potensi besar, terutama untuk pasien dengan kanker serviks stadium lanjut.
Imunoterapi untuk kanker serviks masih berada dalam tahap uji klinis, namun hasil awalnya menjanjikan, terutama bagi pasien dengan kanker stadium lanjut yang sulit ditangani dengan kemoterapi atau radioterapi standar. Pendekatan ini memberikan harapan baru karena lebih terarah dan bisa mengurangi efek samping jika dibandingkan dengan metode pengobatan tradisional.
Pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kanker serviks sebagai kanker yang dapat dicegah jika diketahui lebih dini. Oleh karena itu, ada baiknya kamu melakukan pemeriksaan sedini mungkin untuk mengetahui status kesehatan kamu.
Untuk melakukan deteksi dini kanker serviks terdapat beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks yang bisa menjadi pilihan. Kamu bisa melakukan tes HPV DNA atau pap smear sebagai tes kanker serviks yang paling banyak dilakukan. Untuk kamu yang belum paham perbedaannya, yuk pahami perbedaan tes pap smear dan tes HPV DNA untuk deteksi kanker serviks.
Kamu masih bingung melakukan tes HPV DNA di mana? Naleya Genomics menghadirkan inovasi terbaru untuk tes HPV DNA dengan NALEYA HPV yang aman, nyaman, akurat, dan menjaga privasi wanita, karena dapat dilakukan pengambilan sampel mandiri.
Yuk ambil langkah awal untuk sadari status kesehatan kamu dengan NALEYA HPV, sekarang!